Tuesday, July 25, 2017

"Berarti Saudara Terkena Propaganda Masyumi"

Di era Orde Lama, tepatnya pada tahun 1957, Bung Karno pernah menyusun sebuah kabinet yang dinamakannya Kabinet Kaki Empat. Dinamakan demikian karena kabinet tersebut terdiri dari empat partai besar Pemilu 1955 yakni: PNI, NU, Masyumi, dan PKI.
PNI, Murba, dan PKI sepakat dengan konsep itu, namun partai-partai seperti Masyumi, NU, PSII, dan Partai Katolik menolaknya. Salah satu respon penolakan paling keras adalah dari kubu NU. Sebabnya adalah trauma masa lalu ketika PKI melakukan pembantaian terhadap kiai-kiai NU di Madiun pada tahun 1948 silam.
Sikap keras NU membuat Bung Karno gusar. Maka diundanglah para pembesar NU seperti KH Wahab Chasbullah, KH Zainul Arifin, dan KH Idham Chalid untuk bertemu dengan Bung Karno hingga terjadilah dialog berikut ini:
Bung Karno (BK): Kenapa (NU) menolak Kabinet Kaki Empat?
KH Idham (KI): Karena banyak kiai NU yang disembelih (PKI) pada waktu peristiwa Madiun, itu belum terlupakan oleh kami.
BK: Kalau kamu belum bisa melupakan bagaimana kita bernegara?
KI: Itulah, Pak. Saya ini membawa bukan hanya suara saya pribadi, tapi suara semua orang (NU).
BK: Tuan tuan ini keras kepala betul.
KI: Memang pak. Jikalau PKI ditaruh di bahu, dia akan naik kepala, itu pengalaman di negara-negara komunis.
BK: Itu kan di negara lain.
KI: Buktinya, pak, sewaktu di Madiun kan (PKI) sudah menimbulkan korban banyak di kalangan rakyat.
BK: Ya itu kan lain, nanti saya yang menghadapi kalau mereka berani (memberontak) lagi.
KI: Lebih baik PKI jangan diberi angin saja. Kami punya keyakinan suatu saat PKI akan memberontak lagi. Kalau seandainya NU tidak pantas ikut di Kabinet, saya dengan sukarela akan mengundurkan diri.
BK: Tidak. Ini prinsip saya. Kita harus kerja di satu meja, juga harus makan bersama di meja yang sama.
KI: Tidak bisa pak. Saya hanya satu di antara sekian juta orang NU yang memutuskan tidak bisa bekerjasama dengan PKI.
BK: Saudara tahu saya ini bukan PKI? Saya ini orang Islam, tapi kita ini harus mengurus dunia. Ada 6 juta suara (PKI) tidak diikutkan. Ini berbahaya.
KI: Kami berpendapat justru kalau (PKI) diikutkan berbahaya.
BK: Itu berarti saudara kena propaganda Masyumi!
Tambahan ;
Kalau di zaman dulu, sikap yang ditunjukkan KH Idham Chalid dianggap sebagai representasi sikap Masyumi, maka di zaman sekarang, biasanya diredaksikan dengan: Dasar Islam Radikal!
***
Dialog disarikan dari buku berjudul Napak Tilas Pengabdian Idham Chalid Tanggung Jawab Politik NU Dalam Sejarah, editor Arief Mudatsir Mandan, yang dikutip oleh H Abdul Mun'im DZ dalam buku Benturan NU PKI 1948-1965.

Wednesday, October 21, 2015

Mengapa Muslim Sangat Memuliakan Nabi Muhammad?

Al-Quran

Prinsip-prinsip, nilai-nilai dan kebebasan yang kita bisa bangga hari ini ditemukan dalam sebuah buku yang disusun berusia sekitar 1.400 tahun. Buku ini diberikan kepada kita melalui Nabi Muhammad (saw) yang, melalui contoh dan ajarannya, disiapkan dunia untuk revolusi spiritual, moral dan sosial, seperti yang belum pernah disaksikan sebelumnya.

Melalui terang praktik teladan dan kata-kata, ia mempersiapkan dunia untuk kemajuan di semua bidang aktivitas manusia, termasuk iman, ilmu pengetahuan, kedokteran, budaya, arsitektur, pendidikan, ekonomi dan peradaban. Dia datang untuk membawa manusia keluar dari lubang kegelapan ekstrim, kebodohan dan kebiadaban, dan untuk memberikan kehidupan, pengetahuan dan pemahaman kepada dunia.

Itu melalui dia bahwa dunia belajar cara untuk hidup, tujuan hidup dan bagaimana mencapainya. Kalau bukan untuk nya cinta, simpati dan kasih sayang bagi dunia, saya berani mengatakan, kita masih akan merendahkan diri di kedalaman kesalahan manusia dan dugaan, mengambil batu sebagai berhala, atau benda-benda langit yang diciptakan untuk melayani kita, sebagai dewa. Dengan munculnya dan kekuatan spiritual, berhala ego juga hancur dan Kesatuan Allah mapan di bumi, tidak pernah lagi memudar.

Segala sesuatu yang kita miliki di dunia, kemajuan dan kemajuan yang telah kita buat adalah karena Nabi Muhammad (saw). Ini adalah tidak berlebihan tidak berdasar. Setelah dia, umat Islam mengambil inspirasi dari buku yang Allah telah menyatakan kepadanya untuk membuat penemuan besar dan kemajuan di segala bidang aspirasi manusia. Bahkan di usia ini, pertama Muslim Noble Laureate, Dr. Abdus Salam, pada yang bertanya apa yang menginspirasinya untuk bekerja revolusioner dalam Fisika Teoretis, menjawab, "itu adalah Al-Qur'an." Dengan demikian, umat Islam menuruti perintah Nabi saw bahwa 'mencari pengetahuan adalah kewajiban bagi setiap pria Muslim dan seorang wanita Muslim' dan 'mencari ilmu bahkan jika Anda harus pergi sejauh Cina untuk mendapatkannya'. Oleh karena itu, ia telah membuat wajib bagi setiap muslim untuk mencari ilmu sebaik mungkin.